Pengertian Arsitektur Telematika
Arsitektur itu sendiri terdiri dari dua
jenis, yaitu dari sisi client dan sisi server. Untuk penjelasan pertama saya
akan membahas mengenai arsitektur telematika. Istilah arsitekturmengacu pada
desain sebuah aplikasi, atau dimana komponen yang membentuk suatu sistem
ditempatkan dan bagaimana mereka berkomunikasi. Jadi secara sederhana
arsitektur telematika yaitu sebuah struktur desain yang secara logic dapat
meningkatkan hubungan jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.
Selanjutnya akan dibahas model arsitektur
telematika yang terdiri dari client dan server. Pengertian client-server
merupakan sebuah paradigma dalam teknologi informasi yang merujuk kepada cara
untuk mendistribusikan aplikasi ke dalam dua pihak, yiatu pihak client dan
pihak server. 15 tahun sejak diperkenalkan client-server telah menjadi pilihan
dalam arsitektur aplikasi. Client-server diaplikasikan pada aplikasi mainframe
yang sangat besar untuk membagi beban proses loading antara client dan server.
Sebagai dampaknya client-server telah mengubah cara atau pola pikir kita dalam
mendesain dan membangun aplikasi. Dan ini sangat membantu end-user dalam
peng-harapan tentang “the look and feel” dari multiuser software. Dalam
perkembangannya, client-server dikembangkan oleh dominasi perusahaan-perusahaan
software besar yaitu Baan, Informix, Lotus, Microsoft, Novell, Oracle,
PeopleSoft, SAP, Sun, dan Sybase. Perusahaan-perusahaan ini adalah superstar
pada era pertama dimunculkannya konsep client/ server. Saat ini
perusahaanperusahaan ini telah menjadi perusahaan komputer yang stabil dan
besar.
1. Arsitektur
Telematika Dari Sisi Client
Arsitektur Client merujuk pada pelaksanaan atau
penyimpanan data pada browser (atau klien) sisi koneksi HTTP. JavaScript adalah
sebuah contoh dari sisi klien eksekusi, dan cookie adalah contoh dari sisi
klien penyimpanan.
Karakteristik Klien :
Ø Memulai terlebih dahulu permintaan ke server.
Ø Menunggu dan menerima balasan.
Ø Terhubung ke sejumlah kecil server pada waktu
tertentu.
Ø Berinteraksi langsung dengan pengguna akhir,
dengan menggunakan GUI.
2. Arsitektur
Telematika Dari Sisi Server
Sebuah eksekusi sisi server adalah server Web khusus
eksekusi yang melampaui standar metode HTTP itu harus mendukung. Sebagai
contoh, penggunaan CGI script sisi server khusus tag tertanam di halaman HTML;
tag ini memicu tindakan terjadi atau program untuk mengeksekusi.
Karakteristik Server:
Ø Selalu menunggu permintaan dari salah satu
klien.
Ø Melayani klien permintaan kemudian menjawab
dengan data yang diminta ke klien.
Ø Sebuah server dapat berkomunikasi dengan
server lain untuk melayani permintaan klien.
Kolaborasi Arsitektur
Telematika Sisi Client & Server
1. Standalone (one-tier)
Pada arsitektur ini semua pemrosesan dilakukan pada mainframe. Kode
aplikasi, data dan semua komponen sistem ditempatkan dan dijalankan pada host.
Seperti terlihat pada gambar.
Walaupun komputer client dipakai untuk mengakses mainframe, tidak ada
pemrosesan yang terjadi pada mesin ini, dan karena mereka “dump-client” atau
“dump-terminal”. Tipe model ini, dimana semua pemrosesan terjadi secara
terpusat, dikenal sebagai berbasis-host. Sekilas dapat dilihat kesalahan pada
model ini. Ada dua masalah pada komputasi berbasis host: Pertama, semua
pemrosesan terjadi pada sebuah mesin tunggal, sehingga semakin banyak user yang
mengakses host, semakin kewalahan jadinya. Jika sebuah perusahaan memiliki
beberapa kantor pusat, user yang dapat mengakses mainframe adalah yang
berlokasi pada tempat itu, membiarkan kantor lain tanpa akses ke aplikasi yang
ada.
Pada saat itu jaringan sudah ada namun masih dalam tahap bayi, dan umumnya
digunakan untuk menghubungkan terminal dump dan mainframe. Internet baru saja
dikembangkan oleh pemerintah US dan pada saat itu dikenal sebagai ARPANET.
Namun keterbatasan yang dikenakan pada user mainframe dan jaringan telah mulai
dihapus.
2.
Client/Server (two-tier)
Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada
client dan server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan
banyak client dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan,
seperti terlihat dalam gambar 1.2. Aplikasi ditempatkan pada komputer client
dan mesin database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client
mengeluarkan permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke
client-nya.
Dalam client/server, client-client yang cerdas bertanggung jawab untuk
bagian dari aplikasi yang berinteraksi dengan user, termasuk logika bisnis dan
komunikasi dengan server database. Tipe-tipe tugas yang terjadi pada client
adalah :
·
Antarmuka pengguna
·
Interaksi database
·
Pengambilan dan modifikasi data
·
Sejumlah aturan bisnis
·
Penanganan kesalahan
Server database berisi mesin database, termasuk tabel, prosedur tersimpan,
dan trigger (yang juga berisi aturan bisnis). Dalam sistem client/server,
sebagian besar logika bisnis biasanya diterapkan dalam database. Server
database manangani :
·
Manajemen data
·
Keamanan
·
Query, trigger, prosedur tersimpan
·
Penangan kesalahan
Arsitektur client/server merupakan sebuah langkah maju karena mengurangi
beban pemrosesan dari komputer sentral ke komputer client. Ini berarti semakin
banyak user bertambah pada aplikasi client/server, kinerja server file tidak
akan menurun dengan cepat. Dengan client/server user dair berbagai lokasi dapat
mengakses data yang sama dengan sedikit beban pada sebuah mesin tunggal. Namun
masih terdapat kelemahan pada model ini. Selain menjalankan tugas-tugas
tertentu, kinerja dan skalabilitas merupakan tujuan nyata dari sebagian besar
aplikasi. Model client/server memiliki sejumlah
keterbatasan :
·
Kurangnya skalabilitas
·
Koneksi database dijaga
·
Tidak ada keterbaharuan kode
·
Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi
Aplikasi-aplikasi berbasis client/server memiliki kekurangan pada
skalabilitas. Skalabilitas adalah seberapa besar aplikasi bisa menangani suatu
kebutuhan yang meningkat – misalnya, 50 user tambahan yang mengakses aplikasi
tersebut. Walaupun model client/server lebih terukur daripada model berbasis
host, masih banyak pemrosesan yang terjadi pada server. Dalam model
client/server semakin banyak client yang menggunakan suatu aplikasi, semakin
banyak beban pada server.
Koneksi database harus dijaga untuk masing-masing client. Koneksi
menghabiskan sumber daya server yang berharga dan masing-masing client tambahan
diterjemahkan ke dalam satu atau beberapa koneksi. Logika kode tidak bisa
didaur ulang karena kode aplikasi ada dalam sebuah pelaksanaan executable
monolitik pada client. Ini juga menjadikan modifikasi pada kode sumber sulit.
Penyusunan ulang perubahan itu ke semua komputer client juga membuat sakit
kepala.
Keamanan dan transaksi juga harus dikodekan sebagai pengganti penanganan
oleh COM+/MTS. Bukan berarti model client/server bukanlah merupakan model yang
layak bagi aplikasi-aplikasi. Banyak aplikasi yang lebih kecil dengan jumlah
user terbatas bekerja sempurna dengan model ini. Kemudahan pengembangan
aplikasi client/server turut menjadikannya sebuah solusi menarik bagi
perusahaan.
Pengembangan umumnya jauh lebih cepat dengan tipe sistem ini. Siklus
pengembangan yang lebih cepat ini tidak hanya menjadikan aplikasi meningkat dan
berjalan dengan cepat namun juga lebih hemat biaya.
3.
Three-Tier / Multi-Tier
Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan
pada arsitektur client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam
tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga
dalam arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :
Layanan
presentasi (tingkat client)Ø
Layanan
bisnis (tingkat menengah)Ø
Layanan
data (tingkat sumber data)Ø
Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin
client. Logika bisnis dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan dalam
tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi server database. Setiap tingkatan
dalam model three-tier berada pada komputer tersendiri, seperti pada gambar 1.3
Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam
lapisan-lapisan, aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan
keamanan.
· Tingkatan
Dalam Arsitektur Komputer
Ada sejumlah tingkatan dalam
konstruksi dan organisasi sistem komputer. Perbedaan paling sederhana diantara
ting katan tersebut adalah perbedaan antara hardware dan software.
Keterangan :
1. Physical Device
Layer
Merupakan komponen elektrik dan elektronik yang sangat penting
2. Digital Logic
Layer
Elemen pada tingkatan ini dapat menyimpan,memanipulasi, dan mentransmisi
data dalam bentuk represeotasi biner sederhana.
3. Microprogrammed
Layer
Menginterprestasikan instruksi bahasa mesin dari layer mesin dan secaa
langsung menyebabkan elemen logika digital menjalankan operasi yang
dikehendaki. Maka sebenarnya ia adalah prosesor inner yang sangat mendasar dan
dikendalikan oleh instruksi program kontrol primitifnya sendiri yang disangga
dalam ROM innernya sendiri. Instruksi program ini disebut mikrokode dan program
kontrolnya disebut mikroprogram.
4. Machine Layer
Adalah tingkatam yang paling bawah dimana program dapat dituliskan dan
memang hanya instruksi bahasa mesin yang dapat diinterprestasikan secara
langsung oleh hardware.
5. Operating System
Layer
Mengontrol cara yang dilakukan oleh semua software dalam menggunakan
hardware yang mendasari (underlying) dan juga menyembunyikan kompleksitas
hardware dari software lain dengan cara memberikan fasilitasnya sendiri yang
memungkinkan software menggunakan hardware tersebut secara lebih mudah.
6. Higher Order
Software Layer
Mencakup semua program dalam bahasa selain bahasa mesin yang memerlukan
penerjemahan ke dalam kode mesin sebelum mereka dapat dijalankan. Ketika
diterjemahkan program seperti itu akan mengandalkan pada fasilitas sistem
operasi yang mendasari maupun instruksi-instruksi mesin mereka sendiri.
7. Applications
Layer
Adalah bahasa
komputer seperti yang dilihat oleh end-user.
Sumber referensi:
http://dimaskurniawandimas.blogspot.co.id/2015/10/arsitektur-telematika.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar