ANALISIS
JURNAL
Tugas
ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
TEORI
ORGANISASI UMUM 2
Dosen
Pengajar : CHRISTERA KUSWAHYU INDIRA
DISUSUN
OLEH :
ADAM
NUGRAHA (10113116)
GEDE
GRANDY PRMUDITA (13113670)
LUKMAN
(15113053)
RICHAD
RIVANTO DAVID (17113594)
STEVEN
RICARDO (18113646)
ZILAL
USUFI (19113676)
KELAS
: 2KA35
JURUSAN
SISTEM INFORMASI
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015
Bab
I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Proses
Komunikasi dalam Organisasi yang dimana merupakan suatu proses
komunikasi adalah proses yang menggambarkan kegiatan komunikasi antar
manusia yang bersifat interaktif, relasional, dan transaksional
dimana komunikator mengirimkan pesan kepada komunikan melalui media
tertentu dengan maksud dan tujuan tertentu.
Komunikasi antar
individu dan kelompok/tim dalam organisasi menciptakan harapan.
Harapan ini kemudian akan menghasilkan peranan-peranan tertentu yang
harus diemban untuk mencapai tujuan bersama / organisasi. Agar
pimpinan dapat mempengaruhi dan memotivasi para pekerja/karyawan agar
secara bersama-sama mewujudkan tujuan organiasasi maka perlu
dikembangkan system komunikasi yang efektif. Apabila komunikasi
efektif, ia dapat mendorong timbulnya prestasi kerja dan kemudian
akan memunculkan kepuasan kerja.
1.2
Perumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan Motivasi dalam Organisasi ?
- Jenis-jenis Konflik dalam Suatu Organisasi ?
- Peranan Konflik dalam Suatu Organisasi ?
- Jelaskan Pentingnya Komunikasi dalam Organisasi !
1.3
Tujuan Penulisan
- Menjelaskan apa itu motivasi dan bagaimana cara kita memotivasi diri kita.
- Menjelaskan Hubungan antara Konflik, Motivasi dan Komunikasi dalam suatu Organisasi.
- Menjelaskan Konflik dalam suatu Organisasi.
1.4
Manfaat Penulisan
- Memberikan pengetahuan tentang hubungan antara Konflik, Motivasi dan Komunikasi dalam suatu Organisasi,
- Memberikan Wawasan serta Ilmu Baru Untuk Pembaca.
Bab II
Pembahasan
2.1
Apa yang dimaksud dengan Motivasi dalam Organisasi?
Definisi
Motivasi
Menurut
Ellen A. Benowitz, motivasi adalah “kekuatan yang menyebabkan
individu bertindak dengan cara tertentu. Orang punya motivasi tinggi
akan lebih giat bekerja, sementara yang rendah akan sebaliknya.”[1]
John R. Schemerhorn, et.al. mendefinisikan motivasi sebagai “mengacu
pada pendorong di dalam diri individu yang berpengaruh atas tingkat,
arah, dan gigihnya upaya seseorang dalam pekerjaannya.”[2] Laurie
J. Mullins mendefinisikan motivasi sebagai “arahan dan kegigihan
tindakan.”[3]
Motivasi
menurut Martin Covington adalah alasan yang
“...
deals with the why of behavior: Why for example, do individuals
choose to work on certain tasks and not on others: why do they
exhibit more or less energy in the pursuit of these tasks and why do
some people persist until the task is completed, whereas others give
up before they really starts, or in some cases pursue more elegant
solutions long after perfectly sensible answers have presented
theselves.”[4]
Definisi
lain mengenai motivasi diajukan oleh Jere E. Brophy. Menurut Brophy,
motivasi adalah “
...
a theoretical construct used to explain the initiation, direction,
intensity, persistence, and quality of behavior, especially
goal-directed behavior. Motives are hypotetical constructs used to
explain why people are doing what they are doing.”[5]
Selanjutnya,
Jere E. Brophy mengutarakan bahwa “... motivation is subjective and
focused on the reasons behind our choices and actions.”[6]
Bagi
Brophy, motivasi perlu dibedakan dengan tujuan maupun strategi. Ia
memberi contoh, respon seseorang atas lapar (motivasi) adalah dengan
pergi ke restoran (strategi) untuk mendapatkan makanan (tujuan). Hal
yang senada dengan Brophy juga diujar oleh Donna Walker Tileston
bahwa
“...
motivation relates to the drive to do something. Motives are usually
construed as relatively general needs or desires that energize people
to initiate purposeful action sequences.[7]
Sehubungan
dengan dunia kerja, terdapat 2 jenis motivasi yaitu :
- Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik
berhubungan dengan reward nyata seperti gaji, keamanan posisi,
promosi, kontrak, lingkungan kerja, dan kondisi kerja. Sebagian besar
dari reward nyata ini ada di level organisasi dan berada di luar
kewenangan manajer selaku individu. Motivasi intrinsik berhubungan
dengan reward yang bersifat psikologis seperti kesempatan menggunakan
kemampuan, rasa tertantang untuk berprestasi, menerima pujian,
pengakuan positif, dan diperlakukan secara baik. Reward psikologis
ini dapat diupayakan oleh manajer selaku individu karena berada di
dalam kemampuannya.
- Motivasi Ekstrinsik.
2.3
Jenis-jenis Konflik dalam Suatu Organisasi
Organisasi dengan
skala besar maupun kecil yang pernah mengalami dan menyelesaikan
konflik-konfliknya,
setidaknya membagi jenis konflik menjadi 4, Sukanto, (1996:232),
masing-masing
sebagai
berikut:
1.
Konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang (person-role
conflict)
di mana
peraturan
yang berlaku tak dapat diterima oleh seseorang sehingga orang
tersebut memilih
untuk
tidak melaksanakan sesuatu sesuai dengan peraturan yang berlaku
tersebut.
2.
Konflik antar peranan (inter-role
conflict)
di mana orang menghadapi persoalan karena dia
menjabat
dua atau lebih fungsi yang saling bertentangan seperti seseorang yang
menjadi
mandor
dalam perusahaan tetapi juga sebagai ketua serikat pekerja.
3.
Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa
orang (intersender
conflict),
misalnya seorang rektor yang harus memenuhi permintaan dari
dekan-dekan
para
ketua jurusan yang juga sangat bermacam-macam.
4.
Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling
bertentangan (intrasenderconflict).
2.4
Jelaskan
Pentingnya Komunikasi dalam Organisasi !
Komunikasi dalam
suatu organisasi sangat penting agar tidak terjadinya salah
penyampaian informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan agar
tercapainya tujuan tertentu. Sebuah interaksi yang bertujuan untuk
menyatukan dan mensikronkan seluruh aspek untuk kepentingan bersama
sangat dibutuhkan dalam sebuah tujuan berorganisasi. Dengan kata
lain, tanpa adanya sebuah interaksi yang baik niscaya sebuah
organisasi tidak akan mencapai tujuannya. Interaksi disini adalah
mutlak meliputi seluruh anggota organisasi yang dapat berupa
penyampaian-penyampaian informasi, instruksi tugas kerja atau mungkin
pembagian tugas kerja. Interaksi sebenarnya adalah proses hubungan
komunikasi antara 2 orang atau lebih dimana orang yang satu bertindak
sebagai pemberi informasi dan orang yang lain berperan sebagai
penerima informasi. Intinya, korelasinya harus melibatkan dan
terfokus kepada orang-orang itu sendiri dalam suatu organisasi.
- Jelaskan Hubungan antara Konflik, Motivasi serta Komunikasi dalam Suatu Organisasi ?
Dalam
hubungan motivasi, komunikasi, konflik, kepempinan dan pengembangan
karier maka dapat disimpulkan bahwa dalam kelima hubungan ini saling
berhubungan terhadap kinerja pegawai. Teori Motivasi sebagai konsep
dasar bagai pengenalan struktur pribadi, individu dan berbagai factor
yang mendorong orang melakukan sesuatu, teori ini masih bisa bergema
keras.
Hubungan
yang kedua komunikasi dua arah yang ada di dalam suatu organisasi
akan ditentukan oleh kesamaan pemahaman antara-orang yang terlibat
dalam kegiatan komunikasi. Kesamaan pemahaman ini dipengaruhi oleh
kejelasan pesan, cara penyampaian pesan, perilaku komunikasi, dan
situasi (tempat dan waktu) komunikasi. Hubungan yang ketiga yaitu
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dalam hubungan
motivasi, komunikasi, konflik, kepempinan dalam suatu organisasi maka
dapat disimpulkan bahwa dalam ketiga hubungan ini saling berhubungan
terhadap kinerja pegawai. Teori Motivasi sebagai konsep dasar bagai
pengenalan struktur pribadi, individu dan berbagai factor yang
mendorong orang melakukan sesuatu, teori ini masih bisa bergema
keras. Hubungan yang kedua komunikasi dua arah yang ada di dalam
suatu organisasi akan ditentukan oleh kesamaan pemahaman antara-orang
yang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Kesamaan pemahaman ini
dipengaruhi oleh kejelasan pesan, cara penyampaian pesan, perilaku
komunikasi, dan situasi (tempat dan waktu) komunikasi. Hubungan yang
ketiga yaitu konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
- Saran
Seharusnya ada
komunikasi
yang baik didalam suatu organisasi agar perkerjaan yang baik.
Kemudian
dengan
adanya motivasi, suatu organisasi dapat berjalan dengan baik dengan
adanya motivasi didalam diri individu masing-masing.
.
DAFTAR
PUSTAKA